Senin, 28 April 2014

How to make BGP configuration / bagaimana membuat jaringan BGP

BGP atau Border Gateway Protokol merupakan salah satu jenis routing protokol yang digunakan untuk koneksi antar Autonomous System (AS), dan salah satu jenis routing protokol yang banyak digunakan di ISP besar (Telkomsel) ataupun perbankan. BGP termasuk dalam kategori routing protokol jenis Exterior Gateway Protokol (EGP).

Dengan adanya EGP, router dapat melakukan pertukaran rute dari dan ke luar jaringan lokal Auotonomous System (AS). BGP mempunyai skalabilitas yang tinggi karena dapat melayani pertukaran routing pada beberapa organisasi besar. Oleh karena itu BGP dikenal dengan routing protokol yang sangat rumit dan kompleks.

Karakteristik BGP
1. Menggunakan algoritma routing distance vektor.Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router. Perubahan table routing di update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi.
2. Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client.
3. Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system.
4. BGP adalah Path Vector routing protocol.Dalam proses menentukan rute-rute terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya dari router BGP yang lainnya.
5. Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port nomor 179.
6. Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive secara periodik.
7. Metrik (atribut) untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat dimodifikasi dengan fleksibel.
8. BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat prefiks-prefiks routing yang diterimanya dari router BGP lain

Cara Kerja BGP
Routing protokol BGP baru dapat dikatakan bekerja pada sebuah router jika sudah terbentuk sesi komunikasi dengan router tetangganya yang juga menjalankan BGP. Sesi komunikasi ini adalah berupa komunikasi dengan protokol TCP dengan nomor port 179. Setelah terjalin komunikasi ini, maka kedua buah router BGP dapat saling bertukar informasi rute.

Untuk berhasil menjalin komunikasi dengan router tetangganya sampai dapat saling bertukar informasi routing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Kedua buah router telah dikonfigurasi dengan benar dan siap menjalankan routing protokol BGP.
2. Koneksi antarkedua buah router telah terbentuk dengan baik tanpa adanya gangguan pada media koneksinya.
3. Pastikan paket-paket pesan BGP yang bertugas membentuk sesi BGP dengan router tetangganya dapat samp dengan baik ke tujuannya.
4. Pastikan kedua buah router BGP tidak melakukan pemblokiran port komunikasi TCP 179.
5. Pastikan kedua buah router tidak kehabisan resource saat sesi BGP sudah terbentuk dan berjalan.

Setelah semuanya berjalan dengan baik, maka sebuah sesi BGP dapat bekerja dengan baik pada router Anda.

Untuk membentuk dan mempertahankan sebuah sesi BGP dengan router tetangganya, BGP mempunyai mekanismenya sendiri yang unik. Pembentukan sesi BGP ini mengandalkan paket-paket pesan yang terdiri dari empat macam. Paket-paket tersebut adalah sebagai berikut:

1. Open Message
Sesuai dengan namanya, paket pesan jenis ini merupakan paket pembuka sebuah sesi BGP. Paket inilah yang pertama dikirimkan ke router tetangga untuk membangun sebuah sesi komunikasi. Paket ini berisikan informasi mengenai BGP version number, AS number, hold time, dan router ID.

2. Keepalive Message
Paket Keepalive message bertugas untuk menjaga hubungan yang telah terbentuk antarkedua router BGP. Paket jenis ini dikirimkan secara periodik oleh kedua buah router yang bertetangga. Paket ini berukuran 19 byte dan tidak berisikan data sama sekali.

3. Notification Message
Paket pesan ini adalah paket yang bertugas menginformasikan error yang terjadi terhadap sebuah sesi BGP. Paket ini berisikan field-field yang berisi jenis error apa yang telah terjadi, sehingga sangat memudahkan penggunanya untuk melakukan troubleshooting.

4. Update Message
Paket update merupakan paket pesan utama yang akan membawa informasi rute-rute yang ada. Paket ini berisikan semua informasi rute BGP yang ada dalam jaringan tersebut. Ada tiga komponen utama dalam paket pesan ini, yaitu Network-Layer Reachability Information (NLRI), path attribut, dan withdrawn routes.

Apa Saja Atribut-atribut BGP?
Salah satu ciri khas dan juga merupakan kekuatan dari routing protokol BGP ada pada atribut-atribut pendukungnya. Atribut-atribut ini yang nantinya digunakan sebagai parameter untuk menentukan jalur terbaik untuk menuju ke suatu situs. Atribut ini juga dapat mengatur keluar masuknya routing update dari router-router BGP tetangga. Dengan mengatur atribut ini, Anda dapat dengan bebas mengatur bagaimana karakteristik dan sifat dari sesi BGP tersebut.

Untuk melayani Anda mengatur dengan sebebas-bebasnya, tersedia 10 macam atribut BGP yang umum ditambah satu atribut BGP yang hanya ada pada produk-produk Cisco. Masing-masing memiliki ciri khas dan tugasnya tersendiri untuk memungkinkan Anda memanajemen routing update dan traffic yang keluar masuk. Berikut ini adalah ke-11 atribut-atribut BGP:

1. Origin
Atribut BGP yang satu ini merupakan atribut yang termasuk dalam jenis Well known mandatory. Jika sumbernya berasal router BGP dalam jaringan lokal atau menggunakan asnumber yag sama dengan yang sudah ada, maka indicator atribut ini adalah huruf “i” untuk interior. Apabila sumber rute berasal dari luar jaringan lokal, maka tandanya adalah huruf “e” untuk exterior. Sedangkan apabila rute didapat dari hasil redistribusi dari routing protokol lain, maka tandanya adalah “?” yang artinya adalah incomplete.

2. AS_Path
Atribut ini harus ada pada setiap rute yang dipertukarkan menggunakan BGP. Atribut ini menunjukkan perjalanan paket dari awal hingga berakhir di tempat Anda. Perjalanan paket ini ditunjukkan secara berurut dan ditunjukkan dengan menggunakan nomor-nomor AS. Dengan demikian, akan tampak melalui mana saja sebuah paket data berjalan ke tempat Anda.

3. Next Hop
Next hop sesuai dengan namanya, merupakan atribut yang menjelaskan ke mana selanjutnya sebuah paket data akan dilemparkan untuk menuju ke suatu lokasi. Dalam EBGP-4, yang menjadi next hop dari sebuah rute adalah alamat asal (source address) dari sebuah router yang mengirimkan prefix tersebut dari luar AS. Dalam IBGP-4, alamat yang menjadi parameter next hop adalah alamat dari router yang terakhir mengirimkan rute dari prefix tersebut. Atribut ini juga bersifat Wellknown Mandatory.

4. Multiple Exit Discriminator (MED)
Atribut ini berfungsi untuk menginformasikan router yang berada di luar AS untuk mengambil jalan tertentu untuk mencapat si pengirimnya. Atribut ini dikenal sebagai metrik eksternal dari sebuah rute. Meskipun dikirimkan ke AS lain, atribut ini tidak dikirimkan lagi ke AS ketiga oleh AS lain tersebut. Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.

5. Local Preference
Atribut ini bersifat Wellknown Discretionary, di mana sering digunakan untuk memberitahukan router-router BGP lain dalam satu AS ke mana jalan keluar yang di-prefer jika ada dua atau lebih jalan keluar dalam router tersebut. Atribut ini merupakan kebalikan dari MED, di mana hanya didistribusikan antar-router-router dalam satu AS saja atau router IBGP lain.

6. Atomic Aggregate
Atribut ini bertugas untuk memberitahukan bahwa sebuah rute telah diaggregate (disingkat menjadi pecahan yang lebih besar) dan ini menyebabkan sebagian informasi ada yang hilang. Atribut ini bersifat Wellknown Discretionary.

7. Aggregator
Atribut yang satu ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai Router ID dan nomor Autonomous System dari sebuah router yang melakukan aggregate terhadap satu atau lebih rute. Parameter ini bersifat Optional Transitive.

8. Community
Community merupakan fasilitas yang ada dalam routing protokol BGP-4 yang memiliki kemampuan memberikan tag pada rute-rute tertentu yang memiliki satu atau lebih persamaan. Dengan diselipkannya sebuah atribut community, maka akan terbentuk sebuah persatuan rute dengan tag tertentu yang akan dikenali oleh router yang akan menerimanya nanti. Setelah router penerima membaca atribut ini, maka dengan sendirinya router tersebut mengetahui apa maksud dari tag tersebut dan melakukan proses sesuai dengan yang diperintahkan. Atribut ini bersifat Optional Transitive.

9. Originator ID
Atribut ini akan banyak berguna untuk mencegah terjadinya routing loop dalam sebuah jaringan. Atribut ini membawa informasi mengenai router ID dari sebuah router yang telah melakukan pengiriman routing. Jadi dengan adanya informasi ini, routing yang telah dikirim oleh router tersebut tidak dikirim kembali ke router itu. Biasanya atribut ini digunakan dalam implementasi route reflector. Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.

10. Cluster list
Cluster list merupakan atribut yang berguna untuk mengidentifikasi router-router mana saja yang tergabung dalam proses route reflector. Cluster list akan menunjukkan path-path atau jalur mana yang telah direfleksikan, sehingga masalah routing loop dapat dicegah. Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.

11. Weight
Atribut yang satu ini adalah merupakan atribut yang diciptakan khusus untuk penggunaan di router keluaran vendor Cisco. Atribut ini merupakan atribut dengan priority tertinggi dan sering digunakan dalam proses path selection. Atribut ini bersifat lokal hanya untuk digunakan pada router tersebut dan tidak diteruskan ke router lain karena belum tentu router lain yang bukan bermerk Cisco dapat mengenalinya. Fungsi dari atribut ini adalah untuk memilih salah satu jalan yang diprioritaskan dalam sebuah router.

konfigurasinya:

http://1.bp.blogspot.com/-8U2_SRAMrS4/Tu-CMkTrLoI/AAAAAAAAAAM/bFiLwa9EpAI/s1600/BGP+1.jpg

Langkah Pertama : Memasukan IP address pada Serial interface
Klik kanan pada R1 pilih “Start” setelah itu pilih lagi “Console” pada menu yang sama
Tunggu hingga Loading pada router selesai, jika ada option antara yes / no. ketikan “no” agar bisa langsung mengconfigurasi router.
Setelah masukkanlah konfigurasi berikut kedalam Router.
Router> Enable
Ruoter#Configure terminal
Ruoter(config)#interface Serial1/0
Ruoter(config-if)#ip address 10.10.11.1 255.255.255.0
Ruoter(config-if)#clock rate 56000
Ruoter(config-if)#no shutdown
Ruoter(config-if)#exit
Ruoter(config)#interface loopback0
Ruoter(config-if)#ip address 12.0.1.1 255.255.255.0
Ruoter(config-if)#exit
Ruoter(config)#exit

Lakukan langkah yang sama pada R2 Dengan Konfigurasi sebagai berikut
Router> Enable
Ruoter#Configure terminal
Ruoter(config)#interface Serial1/0
Ruoter(config-if)#ip address 10.10.11.2 255.255.255.0
Ruoter(config-if)# clock rate 56000
Ruoter(config-if)#no shutdown
Ruoter(config-if)#exit
Ruoter(config)#interface Serial1/1
Ruoter(config-if)#ip address 10.10.12.1 255.255.255.0
Ruoter(config-if)# clock rate 56000
Ruoter(config-if)#no shutdown
Ruoter(config-if)#exit
Ruoter(config)#interface loopback0
Ruoter(config-if)#ip address 192.168.0.1 255.255.255.0
Ruoter(config-if)#exit
Ruoter(config)#interface loopback1
Ruoter(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Ruoter(config-if)#exit
Ruoter(config)#exit

Pada R3 Masukan konfigurasi sebagai Berikut
Router> Enable
Ruoter#Configure terminal
Ruoter(config)#interface Serial1/0
Ruoter(config-if)#ip address 10.10.12.2 255.255.255.0
Ruoter(config-if)# clock rate 56000
Ruoter(config-if)#no shutdown
Ruoter(config-if)#exit
Ruoter(config)#interface Serial1/1
Ruoter(config-if)#ip address 10.10.13.1 255.255.255.0
Ruoter(config-if)# clock rate 56000
Ruoter(config-if)#no shutdown
Ruoter(config-if)#exit
Ruoter(config)#interface loopback0
Ruoter(config-if)#ip address 172.16.1.1 255.255.255.0
Ruoter(config-if)#exit
Ruoter(config)#interface loopback1
Ruoter(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Ruoter(config-if)#exit
Ruoter(config)#exit

Dan terakhir pada R4 masukan Konfigurasi sbg berikut:
Ruoter#Configure terminal
Ruoter(config)#interface Serial1/0
Ruoter(config-if)#ip address 10.10.13.2 255.255.255.0
Ruoter(config-if)# clock rate 56000
Ruoter(config-if)#no shutdown
Ruoter(config-if)#exit
Ruoter(config)#interface loopback0
Ruoter(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
Ruoter(config-if)#exit
Ruoter(config)#exit
Langkah Kedua : Configurasi BGP
Agar tiap router bisa terhubung masukan konfigurasi  sebagai berikut
Pada R1:
Ruoter#Configure terminal
Ruoter(config)#router bgp 100
Ruoter(config-router)#no synchronization
Ruoter(config-router)# bgp log-neighbor-changes
Ruoter(config-router)#network 10.10.11.0 mask 255.255.255.0
Ruoter(config-router)#network 12.0.1.0 mask 255.255.255.0
Ruoter(config-router)# neighbor 10.10.11.2 remote-as 200
Ruoter(config-router)# no auto-summary
Ruoter(config-router)#exit
Ruoter(config)#exit

Sedikit penjelasan tentang “Ruoter(config-router)#network 10.10.11.0 mask 255.255.255.0” ini di maksudkan untuk medaftarkan konfigurasi path yang akan di lalui. Dan “Ruoter(config-router)# neighbor 10.10.11.2 remote-as 200” dimaksudkan untuk mendaftarkan router tetangga / tujuan dari router  yang ASnya di set 200.

Pada R2 :
Ruoter#Configure terminal
Ruoter(config)#router bgp 200
Ruoter(config-router)#no synchronization
Ruoter(config-router) #bgp log-neighbor-changes
Ruoter(config-router)#network 10.10.11.0 mask 255.255.255.0
Ruoter(config-router) #network 10.10.12.0 mask 255.255.255.0
Ruoter(config-router) #network 192.168.0.0
Ruoter(config-router) #network 192.168.1.0
Ruoter(config-router) #neighbor 10.10.11.1 remote-as 100
Ruoter(config-router)#neighbor 10.10.12.2 remote-as 300
Ruoter(config-router) #no auto-summary
Ruoter(config-router)#exit
Ruoter(config)#exit

Pada R3 :
Ruoter#Configure terminal
Ruoter(config)#router bgp 300
Ruoter(config-router)#no synchronization
Ruoter(config-router)# bgp log-neighbor-changes
Ruoter(config-router)# network 10.10.12.0 mask 255.255.255.0
Ruoter(config-router)# network 10.10.13.0 mask 255.255.255.0
Ruoter(config-router)# network 172.16.1.0 mask 255.255.255.0
Ruoter(config-router)#network 192.168.2.0
Ruoter(config-router)#neighbor 10.10.12.1 remote-as 200
Ruoter(config-router)#neighbor 10.10.13.2 remote-as 100
Ruoter(config-router)# no auto-summary
Ruoter(config-router)#exit
Ruoter(config)#exit

Dan terakhir pada R4 dengan Configurasi sbg berikut :
Ruoter#Configure terminal
Ruoter(config)#router bgp 100
Ruoter(config-router)#no synchronization
Ruoter(config-router)# bgp log-neighbor-changes
Ruoter(config-router)# network 10.10.13.0 mask 255.255.255.0
Ruoter(config-router)#network 192.168.3.0
Ruoter(config-router)#neighbor 10.10.13.1 remote-as 300
Ruoter(config-router)#exit
Ruoter(config)#exit

Untuk melihat apakah konfigurasi sudah router sudah benar ketikan perintah “show ip route” akan terlihat routing IP yang sudah anda configurasi. Sebagai contoh saya melakukan show ip route pada R2
Dan berikut adalah hasilnya
 

Kamis, 24 April 2014

How to make OSPF configuration / bagaimana membuat jaringan OSPF

OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routingprotokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.

Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan. Efek dari keteraturan distribusirouting ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protokol yang selalu berusaha untuk bekerja demikian. Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi linkstate yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.

Cara OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain
Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga. Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbor router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol. Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilahHello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam mediabroadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-PointHello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protocol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukanneighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.

http://fazarachmad.files.wordpress.com/2010/12/ospf-1.jpg



 Pengalamatan :
Router Port IP
Tasik Fa0/0 10.14.200.1 /24

Fa0/1 10.14.206.1 /24
Bandung Fa0/0 10.14.200.2 /24

Se0/0/0 10.14.201.1 /24
Ciamis Se0/0/0 10.14.205.1 /24

Se0/0/1 10.14.201.2 /24

Fa0/0 10.14.202.1 /24
Cirebon Fa0/0 10.14.202.2 /24

Fa0/1 10.14.203.2 /24
Kuningan Fa0/0 10.14.203.1 /24

Se0/0/0 10.14.204.1 /24
Garut Se0/0/0 10.14.205.2 /24

Se0/0/1 10.14.204.2 /24

Fa0/0 10.14.206.2 /24
Konfigurasi Routing
  • Router Tasik
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 10.14.200.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 10.14.206.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#exit
  • Router Bandung
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 10.14.201.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 10.14.200.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#exit
  • Router Ciamis
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 10.14.201.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 10.14.205.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 10.14.202.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#exit
  • Router Cirebon
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 10.14.202.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 10.14.203.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#exit
  • Router Kuningan
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 10.14.204.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 10.14.203.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#exit
  • Router Garut
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 10.14.205.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 10.14.204.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 10.14.206.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#exit
Setelah semua router dikonfigurasikan seperti diatas, cobalah cek IP Route masing masing router
http://fazarachmad.files.wordpress.com/2010/12/ospf-11.jpg
Gambar diatas menunjukan bahwa router sudah terkonfigurasi routing ospf. Langkah selanjutnya adalah test koneksi. Kita coba ping dari Router Tasik ke router Cirebon. Jika hasil ping sukses maka konfigurasi router telah berhasil.

 referensi:  http://www.ittelkom.ac.id/library




Senin, 21 April 2014

How to make EIGRP configuration / bagaimana membuat jaringan EIGRP

EIGRP merupakan pengembangan dari Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) yang memiliki jumlah Maksimum hop sebanyak 255 hop, dibandingakan dengan Routing Information Protocol (RIP) yang hanya memiliki jumlah maksimum hop sebanyak 15 hop.

EIGRP biasa digunakan pada Sistem jaringan yang memiliki Network yang berskala besar. Selain itu juga, pada Router EIGRP, pada saat kita mengkonfigurasinya, kita tidak perlu memperkenalkan Network-Nework yang terhubung pada Router tetangga yang sudah tersimpan pada Routing Tablenya. Pada Router EIGRP ini, akan mencari sendiri Routing Table dari Router-Router tetangganya.

Di dalam EIGRP juga, kita mengenal yang namanya Autonomous System (AS) yang berfungsi untuk membuat semua Router yang berada pada AS yang sama berada dalam satu lingkup area sehingga dapat melakukan Komunikasi Data dari Sumber sampai ke Tujuan. Apabila masing masing Router di set dengan menggunakan AS yang berbeda, maka antara Router tersebut tidak dapat saling melakukan pertukaran data.

Dalam Router EIGRP juga mendukung yang namanya VLSM (Variable Lenght Subnet Mask) dimana mengijinkan jalur-jalur secara otomatis diringkas pada batas angka Network..Pada EIGRP juga tidak melakukan update secara periodik, tetapi akan melakukan Update apabila terjadi perubahan pada Routing Table.

Perhatikan gambar dibawah ini, buatlah konfigurasinya pada packet tracer





Keterangan:

LAN A :
20.20.20.2
Subnet Mask 255.0.0.0
Gateway 20.20.20.1


LAN B :IP 198.100.100.2
Subnet Mask 255.255.255.0
Gateway 198.100.100.1

LAN C :IP 150.140.140.2
Subnet Mask 255.255.0.0
Gateway 150.140.140.1

LAN D :IP 135.135.135.2
Subnet Mask 255.255.0.0
Gateway 135.135.135.1

ROUTER 1 :fast ethernet 0/0 : 20.20.20.1
serial 0/0/0 :140.140.140.1
serial 0/0/1 : 200.200.200.1


ROUTER 2 :
fast ethernet 0/0 : 198.100.100.1
serial 0/0/0 :140.140.140.2
serial 0/0/1 : 10.10.10.1

ROUTER 3 :
fast ethernet 0/0 : 150.140.140.1
serial 0/0/0 :10.10.10.2
serial 0/0/1 : 7.7.7.1

ROUTER 4 :
fast ethernet 0/0 : 135.135.135.1
serial 0/0/0 :200.200.200.2
serial 0/0/1 : 7.7.7.2


Konfigurasinya adalah sebagai berikut :

ROUTER 1 :

router# configure terminal
router(config)#hostname router1
router1(config)#interface fastethernet0/0
router1(config-if)#ip address 20.20.20.1 255.0.0.0
router1(config-if)#no shutdown
router1(config-if)#exit
router1(config)#interface serial0/0/0
router1(config-if)#ip address 140.140.140.1 255.255.0.0
router1(config-if)#no shutdown
router1(config-if)#exit
router1(config)#interface serial0/0/1
router1(config-if)#ip address 200.200.200.1 255.255.255.0
router1(config-if)#clock rate 64000
router1(config-if)#no shutdown
router1(config-if)#exit
router1(config)#router eigrp 10
router1(config-router)#network 20.0.0.0
router1(config-router)#network 140.140.0.0
router1(config-router)#network 200.200.200.0
router1(config-router)#exit
router1(config)#exit


ROUTER 2 :

router# configure terminal
router(config)#hostname router2
router2(config)#interface fastethernet0/0
router2(config-if)#ip address 198.100.100.1 255.255.255.0
router2(config-if)#no shutdown
router2(config-if)#exit
router2(config)#interface serial0/0/0
router2(config-if)#ip address 140.140.140.2 255.255.0.0
router2(config-if)#no shutdown
router2(config-if)#exit
router2(config)#interface serial0/0/1
router2(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.0.0.0
router2(config-if)#clock rate 64000
router2(config-if)#no shutdown
router2(config-if)#exit
router2(config)#router eigrp 10
router2(config-router)#network 198.100.100.0
router2(config-router)#network 140.140.0.0
router2(config-router)#network 10.0.0.0
router2(config-router)#exit
router2(config)#exit



ROUTER 3 :

router# configure terminal
router(config)#hostname router3
router3(config)#interface fastethernet0/0
router3(config-if)#ip address 150.140.140.1 255.255.0.0
router3(config-if)#no shutdown
router3(config-if)#exit
router3(config)#interface serial0/0/0
router3(config-if)#ip address 10.10.10.2 255.0.0.0
router3(config-if)#no shutdown
router3(config-if)#exit
router3(config)#interface serial0/0/1
router3(config-if)#ip address 7.7.7.1 255.0.0.0
router3(config-if)#clock rate 64000
router3(config-if)#no shutdown
router3(config-if)#exit
router3(config)#router eigrp 10
router3(config-router)#network 150.140.0.0
router3(config-router)#network 10.0.0.0
router3(config-router)#network 7.0.0.0
router3(config-router)#exit
router3(config)#exit


ROUTER 4 :

router# configure terminal
router(config)#hostname router4
router4(config)#interface fastethernet0/0
router4(config-if)#ip address 135.135.135.1 255.255.0.0
router4(config-if)#no shutdown
router4(config-if)#exit
router4(config)#interface serial0/0/0
router4(config-if)#ip address 200.200.200.2 255.255.255.0
router4(config-if)#no shutdown
router4(config-if)#exit
router4(config)#interface serial0/0/1
router4(config-if)#ip address 7.7.7.2 255.0.0.0
router4(config-if)#clock rate 64000
router4(config-if)#no shutdown
router4(config-if)#exit
router4(config)#router eigrp 10
router4(config-router)#network 135.135.0.0
router4(config-router)#network 200.200.200.0
router4(config-router)#network 7.0.0.0
router4(config-router)#exit
router4(config)#exit


Masing-masing Router memiliki Autonomous System (AS) yang sama, yaitu 10. Yang menandakan bahwa Router-Router tersebut berada dalam satu lingkup yang sama. Apabila kita membandingkan dengan konfigurasi menggunakan Routing Information Protocol (RIP), pada EIGRP ini, kita tidak perlu menuliskan lagi Network-Network yang terhubung pada Router-Router tetangga, karena pada EIGRP ini, akan mencari sendiri Routing Table dari Router tetangganya. Selain itu juga EIGRP dapat mengatasi masalah pada RIP dalam hal keterbatasan jumlah hop maksimum yang dimiliki oleh RIP. 

Selasa, 01 April 2014

How to make IGRP configuration / bagaimana membuat jaringan IGRP

IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) merupakan suatu protokol jaringan yang menjadi alternatif pada routing RIP (Routing Information Protocol) yang masih menggunakan algoritma distance vector. IGRP juga termasuk dalam IGP (Interior Gateway Protokol). Routing yang menggunakan distance vector mengirimkan semua atau sebagian tabel routing dalam bentuk routing update dengan interval waktu tertentu kepada router tetangga (neighbour). Isi dari tabel routing diantaranya adalah :
  1. Identifikasi adanya routing tetangga yang baru.
  2. mempelajari tabel routing jika terjadi suatu kegagalan.
Operasi IGRP
Masing-masing penjaluran secara rutin mengirimkan masing-masing jaringan lokal kepada suatu pesan yang berisi salinan tabel penjaluran dari tabel lainnya. Pesan ini berisi tentang biaya-biaya dan jaringan yang akan dicapai untuk menjangkau masing-masing jaringan tersebut. Penerima pesan penjaluran dapat menjangkau semua jaringan didalam pesan sepanjang penjaluran yang bisa digunakan untuk mengirimkan pesan.
Tujuan dari IGRP yaitu: 
• Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran
• Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya
• Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel
• Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal.
• Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda.
Perubahan IGRP Kemudian setelah melalui proses pembaharuan IGRP kemudian menjadi EIGRP (Enhanced IGRP), persamaannya adalah IGRP dan EIGRP sama-sama kompatibel dan antara router-router yang menjalankan EIGRP dan IGRP dengan autonomous system yang sama akan langsung otomatis terdistribusi. Selain itu EIGRP juga akan memberikan tagging external route untuk setiap route yang berasal dari: 
• Routing protocol non EIGRP
• Routing protocol IGRP dengan AS number yang sama.

 IGRP mengirimkan update routing ke router tetangga (neighbour) setiap interval 90 detik yang di advertise pada jaringan dalam satu AS (Autonomous System).  Desian jaringan IGRP adalah :
  1. Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
  2. Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,
  3. Skalabilitas untuk jaringan yang besar.

Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua variabel (composite metric). misalnya :
  1. Bandwidth
  2. Delay
  3. Load
  4. Reliability
Untuk mencapai tujuan, jaringan IGRP memiliki beberapa karakteristik, diantaranya :
  1. Menggunakan algoritma Protokol routing Distance Vector
  2. Menggunakan Composite metric yang terdiri atas bandwidth, delay, load, dan reliability
  3. update tabel routing dilakukan secara periodik dengan menggunakan broadcast 90 detik 
 Konfigurasi IGRP

IGRP dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh RIPv1. Dua kelemahan utama RIPv1 yang diatasi oleh IGRP adalah keterbatasan hop count; dan ketidakmampuan untuk memilih jalur terbaik berdasarkan parameter-parameter lain seperti bandwidth, reliability,delay, dan load. IGRP telah meningkatkan maximum hop count yang bisa digunakan sampai sebesar 255, tetapi hop count IGRP tidak digunakan untuk memilih jalur terbaik mencapai prefix network. Hop count hanya digunakan untuk membatasi diameter network. Setiap network dengan hop count yang melebihi maximum dianggap unreachable. Metric pada IGRP berdasarkan pada parameter-parameter link antar router. Selain hal ini, IGRP beroperasi kurang lebih identik dengan RIPv1. Keduanya merupakan protokol routing classful, dan distance vector. Kesamaan antar keduanya dapat ditunjukkan pada topologi dan konfigurasi pada network dibawah ini.
1-top-intro-igrp
A(config)#router igrp ?
A(config)#router igrp 1
A(config-router)#passive-interface e1/1
A(config-router)#passive-interface e1/2
A(config-router)#network 180.13.0.0
A(config-router)#network 55.0.0.0
A(config-router)#^Z
A#
B#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
B(config)#router igrp 1
B(config-router)#network 180.13.0.0
B(config-router)#network 180.12.0.0
B(config-router)#^Z
B#
C#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
C(config)#router igrp 1
C(config-router)#passive-interface e1/2
C(config-router)#passive-interface e1/0
C(config-router)#network 180.12.0.0
C(config-router)#network 55.0.0.0
C(config-router)#^Z
C#
Perbedaan pertama dengan RIP adalah pada IGRP dibutuhkan nomor proses. Multiple proses IGRP dapat dikonfigurasi pada router yang sama, tetapi agar router dapat saling bertukar informasi routing maka router-router harus menggunakan nomor proses yang sama. Sedangkan RIP hanya 1 proses saja yang dapat dikonfigurasi pada router. IGRP di aktifkan pada interface-interface dengan menggunakan statement network classful. Misalnya, ketika memasukkan konfigurasi network 180.13.0.0, maka setiap interface pada router yang dikonfigurasi dengan IP address dari spasi kelas B 180.13.0.0/16 akan menjalankan proses IGRP tersebut. Setelah ada interface yang diaktifkan untuk menjalankan IGRP, maka IGRP akan membroadcast isi dari tabel routing pada setiap interface yang mengaktifkannya (kecuali interface-interface yang dikonfigurasi sebagai passive-interface).
Waktu update IGRP adalah 90 detik (RIP 30 detik), invalid timernya 270 detik (RIP 90 detik). Ketika router menerima update untuk sebuah prefix, timer untuk prefix tersebut akan di reset menjadi 0 dan terus bertambah setiap detik. Setiap kali ada update baru yang diterima untuk prefix tersebut, maka timer di rest ke 0. Jika tidak ada update setelah 270 detik, prefix tersebut akan ditandai sebagai invalid dan holddown timer untuk prefix tersebut dijalankan selama 280 detik. Selama holddown timer, advertisement untuk prefix tersebut akan diabaikan.
Seperti RIPv1, IGRP juga tidak mendukung variable-length subnet masks (VLSM) karena informasi subnet mask tidak disertakan dalam advertisement. Coba tebak isi tabel routing dari setiap router diatas, ingat, secara default split horizon diaktifkan pada interface ethernet.
Router A mengadvertise prefix 180.13.4.0 kepada Router B dengan asumsi subnet mask /24 karena network antara A dan B berada pada major network yang sama (180.13.0.0/16) dengan prefix yang diberikan pada interface E0 pada router A. router A juga melakukan autosummarize pada network 55.1.1.0/25 menjadi batas classful 8-bit sebelum mengadvertisenya ke router B. jadi router B mendapatkan informasi 2 prefix dari router A: 180.13.4.0/24 dan 55.0.0.0/8 (subnet mask di asumsikan oleh B). router C mengadvertise prefix 180.12.4.0 dan 55.0.0.0/8 kepada router B. router B menerima 2 advertisement untuk prefix 55.0.0.0/8, satu dari A dan satu dari C. yang manakah yang akan digunakan oleh router B? kita lihat pada tabel routing router B berikut ini.
B#sh ip route
Codes: C – connected, S – static, I – IGRP, R – RIP, M – mobile, B – BGP
D – EIGRP, EX – EIGRP external, O – OSPF, IA – OSPF inter area
N1 – OSPF NSSA external type 1, N2 – OSPF NSSA external type 2
E1 – OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2, E – EGP
i – IS-IS, L1 – IS-IS level-1, L2 – IS-IS level-2, ia – IS-IS inter area
* – candidate default, U – per-user static route, o – ODR
P – periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
I 55.0.0.0/8 [100/1200] via 180.13.3.1, 00:00:50, Ethernet1/0
[100/1200] via 180.12.3.2, 00:01:11, Ethernet1/1
180.12.0.0/24 is subnetted, 2 subnets
C       180.12.3.0 is directly connected, Ethernet1/1
I 180.12.4.0 [100/1200] via 180.12.3.2, 00:01:11, Ethernet1/1
180.13.0.0/24 is subnetted, 2 subnets
C       180.13.3.0 is directly connected, Ethernet1/0
I       180.13.4.0 [100/1200] via 180.13.3.1, 00:00:50, Ethernet1/0

Kedua entri route  55.0.0.0/8 yang didapatkan ada dalam tabel routing. Satu memiliki next-hop router A, dan satu lagi next-hopnya adalah router C. Tentu ini bukan hal yang bagus. Router B akan beranggapan bahwa seluruh network 55.0.0.0/8 dapat dicapai melalui A atau C, tetapi Router B tidak dapat mencapai keduanya. Ini adalah masalah utama protokol routing classful. Router B tidak tahu bahwa prefix 55.1.1.0/24 dapat dicapai melalui A dan prefix 55.1.2.0/24 dapat dicapai melalui C.
IGRP Metrics
IGRP menggunakan hop count hanya untuk membatasi diameter network. Nilai default hop count adalah 100 dan dapat dikonfigurasi antara 1 dan 255 hop. IGRP menggunakan bandwidth, delay, load dan reliability sebagai metric sebuah route. Formula untuk menghitung metric IGRP adalah
A = K1 * Bandwidthmin
B = (K2 * Bandwidthmin)/(256 – Load)
C = K3 * Delaytotal
D = K5/(Reliability + K4)
Metric = (A + B + C) * D
Konstanta K1,K2,K3,K4 dan K5 adalah angka-angka yang dapat kita set nilainya untuk mempengaruhi metric IGRP.
  • Bandwidthmin adalah bandwidth minimum pada jalur dalam kbps dibagi menjadi 10 juta. Misalnya bandwidth antara link A dan B dan link antara B dan C adalah 10 Mbps atau 10.000 kbps. Maka bandwidth minimum antara A ke C adalah 10.000.000/10.000 = 1.000 kbps.
  • Delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jalur dari source ke destination dalam milisecond dibagi 10.
  • Reliability adalah angka antara 1 dan 255 dan menggambarkan ukuran reliability (kehandalan) suatu lin. Link yang unreliable (tidak handal) memiliki nilai 1 dan link yang 100% reliable memiliki nilai 255.
  • Load mengukur kepadatan traffik suatu link, 1 mengindikasikan traffik link sepi, dan 255 mengindikasikan traffik pada link sangat padat.
A#sh interfaces ethernet 1/0
Ethernet1/0 is up, line protocol is up
Hardware is AmdP2, address is c804.0f78.0010 (bia c804.0f78.0010)
Internet address is 180.13.3.1/24
MTU 1500 bytes, BW 10000 Kbit, DLY 1000 usec,
reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255
Untuk interface ethernet pada router A, parameter-parameternya adal sebagai berikut
Bandwidth = 10,000,000/10,000 = 1000 kbps
Delay = 1000/10 = 100 microseconds
Reliability = 255
Load = 1
Formula metric IGRP adalah
Metric = A + C = Bandwidthmin + Delaytotal
Metric IGRP merupakan sebuah peningkatan melebih metric RIP karena properti yang dimiliki link-link yang terhubung menentukan jalur terbaik. Pada gambar dibawah ini, RIP akan memilih jalur terbaik dari A ke C untuk mencapai network 1, karena hop count yang dimilik A-C lebih kecil daripada jalur A-B-C, sedangkan IGRP akan memilih A-B-C sebagai jalur terbaik dengan mempertimbangkan bandwidth yang dimiliki masing-masing link.
2-igrp-metric
IGRP Limitations
3-igrp-limit
Router A adalah border router antara 2 domain. Domain yang sebelah kiri menggunakan spasi address kelas B 156.26.0.0/16 dengsn subnet mask 24-bit. Domain sebelah kanan menggunakan spasi address kelas C 197.45.1.0/24 dengan subnet mask 27-bit. Router A akan melakukan autosummarize spasi address 156.26.0.0 menjadi batas classful sebelum mengadvertise pada domain 197.45.1.0. Router A juga akan men-summarize spasi address 197.45.1.0 ke batas classful sebelu mengadvertisekannya ke domain 156.26.0.0.
Semua network pada gambar diatas dapat dijangkau, tetapi ada keterbatasan-keterbatasan yang muncul. Dalam domain 156.26.0.0, semua subnet menggunakan mask 24-bit. Jika ada subnet mask yang berbeda yang digunakan, maka subnet-subnet tersebut tidak akan di advertise keseluruh domain. Begitu juga pada domain sebelah kiri. Semua subnet menggunakan mask 27-bit. Tidak ada fleksibilitas untuk mengubah ukuran network berdasarkan jumlah user. Subnet 24-bit dapat memiliki host sampai dengan 254 mesin. Sedangkan subnet 27-bit dapat memiliki sampai dengan 30 hosts. Bagaimana jika ada subnet yang membutuhkan host lebih dari 30? Atau jika subnet hanya membutuhkan host yang lebih sedikir? Tidak ada yang bisa dilakukan.
4-igrp-limit
Sebuah routing domain menggunakan spasi address private 10.0.0.0/8 ditambahkan pada network diatas. Router B adalah border router antara network 10.0.0.0 dengan domain-domain IGRP lainnya. Hal ini akan berjalan normal, Router B akan mensummarize spasi address private tersebut menjadi 10.0.0.0/8 dan prefix ini yang akan di advertise ke domain lainnya.
5-igrp-limit
Tapi sekarang router A memiliki 2 route ke 10.0.0, yang satu dari router B dan yang satu dari router C. Router A akan beranggapan bahwa seluruh spasi address kelas A akan dapat dijangkau melalui B dan C. Tapi hal ini tidak akan dapat berfungsi. Masalah yang sama yang terdapat pada RIP.

referensi: - http://fadlyfstik2010.blogspot.com/2012/10/igrp-internet-gateway-routing-protocol.html 
               - blog.unsri.ac.id

Senin, 17 Maret 2014

How to make RIP configuration / bagaimana membuat jaringan RIP

Untuk menghidupkan protokol routing pada suatu router, membutuhkan seting parameter global dan routing. Tugas global meliputi pemilihan protokol routing seperti RIP, IGRP, EIGRP atau OSPF. Sedangkan tugas konfigurasi routing untuk menunjukkan jumlah jaringan IP. Routing dinamis menggunakan broadcast dan multicast untuk berkomunikasi dengan router-router lainnya.

Untuk RIP dan IGRP, jumlah jaringan didasarkan pada kelas dari alamat jaringan, bukan alamat subnet atau alamat host.

RIP – menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector 

Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut:
- Routing protokol distance vector
- Metric berdasarkan jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur
- Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang
- Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik

Pertama kita buat sebuah jaringan sederhana

Langkah Kedua,
Pemberian IP Address pada masing-masing PC yang terhubung..

- Pemberian IP pada PC 'atas'...


- Pemberian IP pada PC 'Tengah'...


- Pemberian IP pada PC 'Bawah'...


Setelah selesai pemberian pada masing-masing PC,
berikutnya Pemberikan IP Address dan Konfigurasi RIP pada setiap router,
Contoh sebagai berikut :



- Jaringan ke-1 'Router0'

Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 172.16.20.1 255.255.0.0
Router(config-if)#no shut


Router(config-if)#exit

Router(config)#int se2/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#band 64
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#exit

Konfigurasi RIP pada 'Router0'..

Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 172.16.20.1
Router(config-router)#network 192.168.1.1
Router(config-router)#exit
Router#write
Building configuration...
[OK]
Router#


- Jaringan ke-2 'Router1'

Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 172.16.12.1 255.255.0.0
Router(config-if)#no shut


Router(config-if)#exit

Router(config)#int se2/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.2 255.255.255.0
Router(config-if)#band 64
Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#exit 



Router(config)#int se3/0
Router(config-if)#ip add 10.10.10.1 255.0.0.0
Router(config-if)#band 64
Router(config-if)#cl ra 64000
Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#exit 

Konfigurasi RIP pada 'Router1' ..

Router(config)#router rip
Router(config-router)#net 172.16.12.1
Router(config-router)#net 192.168.1.2
Router(config-router)#net 10.10.10.1
Router(config-router)#exit
Router#wr
Building configuration...
[OK]
Router#


- Jaringan ke-3 'Router2'

Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 172.16.14.1 255.255.0.0
Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#exit

Router(config)#int se2/0
Router(config-if)#ip add 10.10.10.2 255.0.0.0
Router(config-if)#band 64
Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#exit

Konfigurasi RIP pada 'Router2'..


Router(config)#router rip
Router(config-router)#net 172.16.14.1 255.255.0.0
Router(config-router)#net 10.10.10.2 255.0.0.0
Router(config-router)#exit
Router#wr
Building configuration...
[OK]
Router#


Setelah dikonfigurasi, coba di ping dari PC Atas, Tengah dan Bawah

Selasa, 11 Maret 2014

How to make DHCP in router ? / bagaimana membuat DHCP pada router ?

1. Buatlah design sederhana seperti diatas, pilih kabel jaringan cross jangan yang straight
2. Klik 2 kali pada router masuk kedalam TAB CLI
3. Masukan perintah dibawah ini :

Router>enable
Router#config t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#ip dhcp pool a
Router(dhcp-config)#default-router 192.168.1.1
Router(dhcp-config)#network 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(dhcp-config)#end
Router#write
Building configuration...
[OK]
Router#exit

4. Kemudian klik 2 kali pada komputer => desktop => IP configuration => klik dhcp
5. Maka terlihat hasilnya seperti dibawah ini,


Minggu, 09 Maret 2014

How to make DHCP PC server ? / bagaimana membuat DHCP PC server ?

1. Buatlah design jaringan seperti dibawah ini pada packet tracer.
2. Klik dua kali pada PC server, maka akan terbuka seperti gambar di bawah ini,
 
a.       Langkah pertama yang harus dilakukan adalah (1) klik tab config diatas 
b.      Langkah berikutnya (2) klik tombol DHCP dikiri 
c.       Terus pada point no (3) atur gatewaynya seperti yang kita atur diatas menjadi 192.168.0.6 ini merupakan ip address terakhir dari subnet mask yang kita miliki 
d.      Point (4) karena ip address 192.168.0.1 akan kita gunakan untuk server itu sendiri secara manual, maka Start IP Address disini akan kita isi dengan 192.168.0.2 jangan lupa subnet masknya dengan 255.255.255.248 
e.      Langkah ke (5) klik tombol save, maka secara otomatis akan memunculkan point (6) 
f.        Point (6) menjelaskan maksimal computer yang dapat ditampung oleh subnet mask ini yaitu 5
                  g.       Pertanyaannya kenapa 5 kok bukan 6, ya, karena 1 ip address yaitu 192.168.0.1 itu sendiri  tidak dihitung.
3. Langkah berikutnya memberikan ip address manual pada Server,




 4. Lalu berikan IP address pada PC 1 otomatis dengan mengklik langsung  DHCP nya, lihat dibawah ini,

 

 5. Tunggu sampai requesting IP addressnya selesai

 

 6. Setelah selesai maka akan tampak gambar seperti dibawah ini



7. langkah berikutnya untuk PC yang lainnya sama seperti langkah diatas (PC 1).

langkah- langkah diatas merupakan simulasi di dalam software packet tracer, gimana dengan PC yang asli..?
untuk PC yang asli memang  berbeda dengan gambaran yang ada di packet tracer, mungkin saya jelaskan langkahnya:

-  klik start pada windows XP=> control panel => internet and network connection => network connection => klik dua kali pada jaringan local area network => cari internet protocol (tcp/ip)  klik dua kali => pilih obtion IP address automatically ( ini sama dengan DHCP ).